KEPADA : .................... ladang cinta yang tetap subur di segala musim.
assalamu'alaium warahmatullah wabarakatu...
salam kasih untuk aliran yang tak pernah berhenti dalam arus hati. beriak merdu dalam singgasana yang telah sekian lama kumasak. alirkanlah kedamaianmu hanya padaku saja. semoga kau tak pernah bermuara pada tempat yang tak ku ketahui.
aku berharap seperti itu, menatap gemilang dalam kejujuran hati.
itulah awal pengharapanku darimu.
apakah kau marah denganku wahai cahaya yang gemar sekali menerangiku ?
semoga saja apa yang kukatakan itu tidak terjadi.aku tak ingin sinar hangat yang pernah kau pancarkan padaku bermetamorfosa menjadi nyala api kebencian. namun, ada keyakinan dalam diri ini, bahwa kau tak akan pernah mungkin bisa membenciku. karena kutahu, bahwa hatimu telah lebih dulu mencintaiku.
Wahai perempuan berhati jernih,
tahukah kau siapa bidadari yang selalu menari-nari dalam rimba cintaku, yang semakin kujumpai dalam setiap pergantian waktu dan yang namanya akan ku semayamkan dihatiku untu waktu yang panjang? itulah kau, kekasih........... yang senantiasa mendinginkan hati seorang perindu. tidak, kali ini aku tidak merayumu. itu juuur dari relung hati yang sedang berteriak lantang ini. karena ada banyak gumpalan asa yang riuh tawakan hati mengharap.
Dan itu karena aku masih mempercantik diriku dengan cinta yang pernah kau beri.
Perempuan bermata teduh.....
saat dekat denganmu, aku bagai sebuah kehampaan yang tiba2 dihidupkan. yah, tepatnya sejak kau tiupkan ruh kemesraan yang letupannya membabi buta itu. bahkan, aku merasa seperti orang yang hilang saat kau tak hadir menjamahi hatiku lagi. hmmm, aku terlalu mendambakanmu kekasih.
"kau masih ingat dengan perkataan ku yang ini, ............, aku mencintaimu seperti seorang ibu mencintai anak satu-satunya, dan cinta itu pulalah yang menjadikan ku sebagai seorang prajurit, yang ada kewajiban disana bahwa aku akan melindungi mu dengan sungguh-sungguh dan bahkan dari bahaya yang datang dari dirimu sendiri."
Ternyata aku memang tidak bisa menjadi prajurit itu. janjiku adalah sebuah dusta belaka. aku tak bisa menjaga dirimu, memberikan ketenangan kepadamu, justru aku telah membuatmu menitikkan air mata. dan sejujurnya akau telah banyak ingkar terhadap janjiku sendiri. namun kuharap kau tahu kenapa semuanya bisa seperti ini.
Wahai perempuan beralis tebal,
kau masih yang terkasih, senantiasa datang menghiburku dalam balutan waktu. kau masih yang tercinta, hantam segala perasaan. saat kucumbui siang dan malam kau tenangkan batin ini dengan tutur katamu. kemudian, engkau lantunkan tembang cinta yang membentur kesendirianku. kau kawanku dalam ladang pengembaraan, berkaitan dengan kesepianku melintasi paruh waktu bercita dan bercinta.
dan aku masih menyimpan ketakutan pada butanya perasaan.
Saat lidahku sudah tak lagi bisa bicara, maka surat inilah yang akhirnya membawa penjelasan hati ini kepadamu. sebenarnya aku ingin ragakulah yang menemuimu, dalam situasi yang saling nampak.
aku memang pecundang, ......... . yah, PECUNDANG, aku lebih suka menggunakan istilah itu dari pada PENGECUT. sebut saja aku dengan ucapan itu, barangkali aku lebih ikhlas.
sejujurnya aku tak ingin kau jatuh pada ladang haru dan lalu ada tetes basah yang melintas pada kehidupan jiwamu. kau sungguh tak pantas berhias dengan kesedihanmu yang terlarut-larut itu. kau masih berhak menemukan celah2 rahasia yang membawamu pada situasi diri yang lapang.
Sesungguhnya masih banyak rahasia allah yang belum kita ketahui.
jika boleh aku berpesan, jangan pernah merasa kalau hidup ini tak adil bagi kita. jangan kau jadikan hal ini sebagai pemudar keindahanmu. aku tak ingin kau menjadi malam yang mendung. aku tak ingin mendapati kau seperti awan hitam yang bergumpal, menatap buta harapan yang masih bisa berkembang. aku juga tak ingin menemukan tangkai jiwamu seperti kembang yang layu. kuharap tak terjadi hal2 yang demikian itu.
sejak aku mengenalmumelihat parasmu, apalagi setelah kulihat terangnya hatimu, maka sejak itu pula pelita hatiku sudah menyala. ya, sejujurnya kaulah yang telah memberikan percik sinar, lantas membuat pelitaku berkobar dalam abadi.
hal yang perlu kau ketahui kekasih, bahwa dari dulu aku memang seorang yang banyak mengharap. aku tak ingin menjadi manusia yang lemah. ku kejar ambisi ku untuk meraih apa yang aku inginkan. tarkadang kupaksakan inginku, namun jika sudah terlalu naif, maka kugunakan cara lain untuk mendapatkan apa yang aku inginkan itu.
Yah, sayang. bahwa aku masih mencari cara disini. berharap menemukan nafas baru yang akan membimbingku dalam keindahan yang tak fatamorgana, kebahagiaan didalam keabadian. aku tak ingin menjadi aliran arus yang bermuara pada dermaga tak tentu. aku ingin agar semuanya menjadi pasti. karena sesungguhnya kaupun tahu, kalau cintaku adalah kabut rindu yang tak hanya semusim. seperti itulah yang sedang aku lakukan untuk memadukan lagi irama hati kita.
........ , perempuan berparas pelangi.
sejauh kau baik, jangan kau fikirkan aku. hiraukan apa yang terjadi padaku. kebahagiaanmu adalah kesenanganku, ketenanganmu adalah hal yang membuatku menjadi tersenyum. Insya allah aku akan baik2 saja. aku akan berupaya untuk bisa bersabar, tapi, ahhhh...... ternyata tak semudah yang kubayangkan.
disini, dimanapun aku berada nanti, aku selalu berdo semoga kau sehat wal afiyat serta selalu dalm lindungan allah. bahkan disetiap sujudku, tak pernah terlewatkan untuk menyelipkan namamu dalam do'a. aku selalu meminta.
kuharap kau tegar menghadapi semua ini. jangan jadikan maslah ini sebgai peruntuh semangat hidupmu. jangan kambing hitamkan cobaan sebagai jalan buntu untukmu, untuk kita juga.
aku selalu ada untuk kita. dalam hari apapun dan waktu kapanpun. aku tak pernah menghilang. aku disini sayang, aku masih disini.
assalamu'alaium warahmatullah wabarakatu...
salam kasih untuk aliran yang tak pernah berhenti dalam arus hati. beriak merdu dalam singgasana yang telah sekian lama kumasak. alirkanlah kedamaianmu hanya padaku saja. semoga kau tak pernah bermuara pada tempat yang tak ku ketahui.
aku berharap seperti itu, menatap gemilang dalam kejujuran hati.
itulah awal pengharapanku darimu.
apakah kau marah denganku wahai cahaya yang gemar sekali menerangiku ?
semoga saja apa yang kukatakan itu tidak terjadi.aku tak ingin sinar hangat yang pernah kau pancarkan padaku bermetamorfosa menjadi nyala api kebencian. namun, ada keyakinan dalam diri ini, bahwa kau tak akan pernah mungkin bisa membenciku. karena kutahu, bahwa hatimu telah lebih dulu mencintaiku.
Wahai perempuan berhati jernih,
tahukah kau siapa bidadari yang selalu menari-nari dalam rimba cintaku, yang semakin kujumpai dalam setiap pergantian waktu dan yang namanya akan ku semayamkan dihatiku untu waktu yang panjang? itulah kau, kekasih........... yang senantiasa mendinginkan hati seorang perindu. tidak, kali ini aku tidak merayumu. itu juuur dari relung hati yang sedang berteriak lantang ini. karena ada banyak gumpalan asa yang riuh tawakan hati mengharap.
Dan itu karena aku masih mempercantik diriku dengan cinta yang pernah kau beri.
Perempuan bermata teduh.....
saat dekat denganmu, aku bagai sebuah kehampaan yang tiba2 dihidupkan. yah, tepatnya sejak kau tiupkan ruh kemesraan yang letupannya membabi buta itu. bahkan, aku merasa seperti orang yang hilang saat kau tak hadir menjamahi hatiku lagi. hmmm, aku terlalu mendambakanmu kekasih.
"kau masih ingat dengan perkataan ku yang ini, ............, aku mencintaimu seperti seorang ibu mencintai anak satu-satunya, dan cinta itu pulalah yang menjadikan ku sebagai seorang prajurit, yang ada kewajiban disana bahwa aku akan melindungi mu dengan sungguh-sungguh dan bahkan dari bahaya yang datang dari dirimu sendiri."
Ternyata aku memang tidak bisa menjadi prajurit itu. janjiku adalah sebuah dusta belaka. aku tak bisa menjaga dirimu, memberikan ketenangan kepadamu, justru aku telah membuatmu menitikkan air mata. dan sejujurnya akau telah banyak ingkar terhadap janjiku sendiri. namun kuharap kau tahu kenapa semuanya bisa seperti ini.
Wahai perempuan beralis tebal,
kau masih yang terkasih, senantiasa datang menghiburku dalam balutan waktu. kau masih yang tercinta, hantam segala perasaan. saat kucumbui siang dan malam kau tenangkan batin ini dengan tutur katamu. kemudian, engkau lantunkan tembang cinta yang membentur kesendirianku. kau kawanku dalam ladang pengembaraan, berkaitan dengan kesepianku melintasi paruh waktu bercita dan bercinta.
dan aku masih menyimpan ketakutan pada butanya perasaan.
Saat lidahku sudah tak lagi bisa bicara, maka surat inilah yang akhirnya membawa penjelasan hati ini kepadamu. sebenarnya aku ingin ragakulah yang menemuimu, dalam situasi yang saling nampak.
aku memang pecundang, ......... . yah, PECUNDANG, aku lebih suka menggunakan istilah itu dari pada PENGECUT. sebut saja aku dengan ucapan itu, barangkali aku lebih ikhlas.
sejujurnya aku tak ingin kau jatuh pada ladang haru dan lalu ada tetes basah yang melintas pada kehidupan jiwamu. kau sungguh tak pantas berhias dengan kesedihanmu yang terlarut-larut itu. kau masih berhak menemukan celah2 rahasia yang membawamu pada situasi diri yang lapang.
ah, aku masih saja berani merayumu, merangkai kata yang barangkali membuatmu semakin tak memikirkanku.hidup memang penuh dengan tanda tanya ya, sayang. tak pernah terprediksi dan tak jua pernah terdefinisikan, walau sekuat tenaga seorang manusia berusaha memecahkannya. wallahu'alam.
kasih, aku jadi teringat dengan semua kenangan yang pernah kita lalui. sebuah kenangan yang sempat membuatku merasa menjadi lelaki paling beruntung didunia, karena bisa mengenal dan memiliki hatimu. namun sayang, itu dulu.
Sesungguhnya masih banyak rahasia allah yang belum kita ketahui.
jika boleh aku berpesan, jangan pernah merasa kalau hidup ini tak adil bagi kita. jangan kau jadikan hal ini sebagai pemudar keindahanmu. aku tak ingin kau menjadi malam yang mendung. aku tak ingin mendapati kau seperti awan hitam yang bergumpal, menatap buta harapan yang masih bisa berkembang. aku juga tak ingin menemukan tangkai jiwamu seperti kembang yang layu. kuharap tak terjadi hal2 yang demikian itu.
sejak aku mengenalmumelihat parasmu, apalagi setelah kulihat terangnya hatimu, maka sejak itu pula pelita hatiku sudah menyala. ya, sejujurnya kaulah yang telah memberikan percik sinar, lantas membuat pelitaku berkobar dalam abadi.
hal yang perlu kau ketahui kekasih, bahwa dari dulu aku memang seorang yang banyak mengharap. aku tak ingin menjadi manusia yang lemah. ku kejar ambisi ku untuk meraih apa yang aku inginkan. tarkadang kupaksakan inginku, namun jika sudah terlalu naif, maka kugunakan cara lain untuk mendapatkan apa yang aku inginkan itu.
Yah, sayang. bahwa aku masih mencari cara disini. berharap menemukan nafas baru yang akan membimbingku dalam keindahan yang tak fatamorgana, kebahagiaan didalam keabadian. aku tak ingin menjadi aliran arus yang bermuara pada dermaga tak tentu. aku ingin agar semuanya menjadi pasti. karena sesungguhnya kaupun tahu, kalau cintaku adalah kabut rindu yang tak hanya semusim. seperti itulah yang sedang aku lakukan untuk memadukan lagi irama hati kita.
........ , perempuan berparas pelangi.
sejauh kau baik, jangan kau fikirkan aku. hiraukan apa yang terjadi padaku. kebahagiaanmu adalah kesenanganku, ketenanganmu adalah hal yang membuatku menjadi tersenyum. Insya allah aku akan baik2 saja. aku akan berupaya untuk bisa bersabar, tapi, ahhhh...... ternyata tak semudah yang kubayangkan.
disini, dimanapun aku berada nanti, aku selalu berdo semoga kau sehat wal afiyat serta selalu dalm lindungan allah. bahkan disetiap sujudku, tak pernah terlewatkan untuk menyelipkan namamu dalam do'a. aku selalu meminta.
kuharap kau tegar menghadapi semua ini. jangan jadikan maslah ini sebgai peruntuh semangat hidupmu. jangan kambing hitamkan cobaan sebagai jalan buntu untukmu, untuk kita juga.
aku selalu ada untuk kita. dalam hari apapun dan waktu kapanpun. aku tak pernah menghilang. aku disini sayang, aku masih disini.




