.

style='overflow:auto; height:200px'

Sabtu, 16 Agustus 2014

SURAT KERIDUAN

KEPADA : .................... ladang cinta yang tetap subur di segala musim.

assalamu'alaium warahmatullah wabarakatu...
salam kasih untuk aliran yang tak pernah berhenti dalam arus hati. beriak merdu dalam singgasana yang telah sekian lama kumasak. alirkanlah kedamaianmu hanya padaku saja. semoga kau tak pernah bermuara pada tempat yang tak ku ketahui.

aku berharap seperti itu, menatap gemilang dalam kejujuran hati.
itulah awal pengharapanku darimu.
apakah kau marah denganku wahai cahaya yang gemar sekali menerangiku ?
semoga saja apa yang kukatakan itu tidak terjadi.aku tak ingin sinar hangat yang pernah kau pancarkan padaku bermetamorfosa menjadi nyala api kebencian. namun, ada keyakinan dalam diri ini, bahwa kau tak akan pernah mungkin bisa membenciku. karena kutahu, bahwa hatimu telah lebih dulu mencintaiku.

Wahai perempuan berhati jernih,
tahukah kau siapa bidadari yang selalu menari-nari dalam rimba cintaku, yang semakin kujumpai dalam setiap pergantian waktu dan yang namanya akan ku semayamkan dihatiku untu waktu yang panjang? itulah kau, kekasih........... yang senantiasa mendinginkan hati seorang perindu. tidak, kali ini aku tidak merayumu. itu juuur dari relung hati yang sedang berteriak lantang ini. karena ada banyak gumpalan asa yang riuh tawakan hati mengharap.
Dan itu karena aku masih mempercantik diriku dengan cinta yang pernah kau beri.

Perempuan bermata teduh.....
saat dekat denganmu, aku bagai sebuah kehampaan yang tiba2 dihidupkan. yah, tepatnya sejak kau tiupkan ruh kemesraan yang letupannya membabi buta itu. bahkan, aku merasa seperti orang yang hilang saat kau tak hadir menjamahi hatiku lagi. hmmm, aku terlalu mendambakanmu kekasih.

"kau masih ingat dengan perkataan ku yang ini, ............, aku mencintaimu seperti seorang ibu mencintai anak satu-satunya, dan cinta itu pulalah  yang menjadikan ku sebagai seorang prajurit, yang ada kewajiban disana bahwa aku akan melindungi mu dengan sungguh-sungguh dan bahkan dari bahaya yang datang dari dirimu sendiri."

Ternyata aku memang tidak bisa menjadi prajurit itu. janjiku adalah sebuah dusta belaka. aku tak bisa menjaga dirimu, memberikan ketenangan kepadamu, justru aku telah membuatmu menitikkan air mata. dan sejujurnya akau telah banyak ingkar terhadap janjiku sendiri. namun kuharap kau tahu kenapa semuanya bisa seperti ini.

Wahai perempuan beralis tebal,
kau masih yang terkasih, senantiasa datang menghiburku dalam balutan waktu. kau masih yang tercinta, hantam segala perasaan. saat kucumbui siang dan malam kau tenangkan batin ini dengan tutur katamu. kemudian, engkau lantunkan tembang cinta yang membentur kesendirianku. kau kawanku dalam ladang pengembaraan, berkaitan dengan kesepianku melintasi paruh waktu bercita dan bercinta.
dan aku masih menyimpan ketakutan pada butanya perasaan.

Saat lidahku sudah tak lagi bisa bicara, maka surat inilah yang akhirnya membawa penjelasan hati ini kepadamu. sebenarnya aku ingin ragakulah yang menemuimu, dalam situasi yang saling nampak.
aku memang pecundang, ......... . yah, PECUNDANG, aku lebih suka menggunakan istilah itu dari pada PENGECUT. sebut saja aku dengan ucapan itu, barangkali aku lebih ikhlas.

sejujurnya aku tak ingin kau jatuh pada ladang haru dan lalu ada tetes basah yang melintas pada kehidupan jiwamu. kau sungguh tak pantas berhias dengan kesedihanmu yang terlarut-larut itu. kau masih berhak menemukan celah2 rahasia yang membawamu pada situasi diri yang lapang.
ah, aku masih saja berani merayumu, merangkai kata yang barangkali membuatmu semakin tak memikirkanku.
kasih, aku jadi teringat dengan semua kenangan yang pernah kita lalui.  sebuah kenangan yang sempat membuatku merasa menjadi lelaki paling beruntung didunia, karena bisa mengenal dan memiliki hatimu. namun sayang, itu dulu.
hidup memang penuh dengan tanda tanya ya, sayang. tak pernah terprediksi dan tak jua pernah terdefinisikan, walau sekuat tenaga seorang manusia berusaha memecahkannya. wallahu'alam.
Sesungguhnya masih banyak rahasia allah yang belum kita ketahui.

jika boleh aku berpesan, jangan pernah merasa kalau hidup ini tak adil bagi kita. jangan kau jadikan hal ini sebagai pemudar keindahanmu. aku tak ingin kau menjadi malam yang mendung. aku tak ingin mendapati kau seperti awan hitam yang bergumpal, menatap buta harapan yang masih bisa berkembang. aku juga tak ingin menemukan tangkai jiwamu seperti kembang yang layu. kuharap tak terjadi hal2 yang demikian itu.

sejak aku mengenalmumelihat parasmu, apalagi setelah kulihat terangnya hatimu, maka sejak itu pula pelita hatiku sudah menyala. ya, sejujurnya kaulah yang telah memberikan percik sinar, lantas membuat pelitaku berkobar dalam abadi.

hal yang perlu kau ketahui kekasih, bahwa dari dulu aku memang seorang yang banyak mengharap. aku tak ingin menjadi manusia yang lemah. ku kejar ambisi ku untuk meraih apa yang aku inginkan. tarkadang kupaksakan inginku, namun jika sudah terlalu naif, maka kugunakan cara lain untuk mendapatkan apa yang aku inginkan itu.
Yah, sayang. bahwa aku masih mencari cara disini. berharap menemukan nafas baru yang akan membimbingku dalam keindahan yang tak fatamorgana, kebahagiaan didalam keabadian. aku tak ingin menjadi aliran arus yang bermuara pada dermaga tak tentu. aku ingin agar semuanya menjadi pasti. karena sesungguhnya kaupun tahu, kalau cintaku adalah kabut rindu yang tak hanya semusim. seperti itulah yang sedang aku lakukan untuk memadukan lagi irama hati kita.

........ , perempuan berparas pelangi.
sejauh kau baik, jangan kau fikirkan aku. hiraukan apa yang terjadi padaku. kebahagiaanmu adalah kesenanganku, ketenanganmu adalah hal yang membuatku menjadi tersenyum. Insya allah aku akan baik2 saja. aku akan berupaya untuk bisa bersabar, tapi, ahhhh...... ternyata tak semudah yang kubayangkan.

disini, dimanapun aku berada nanti, aku selalu berdo semoga kau sehat wal afiyat serta selalu dalm lindungan allah. bahkan disetiap sujudku, tak pernah terlewatkan untuk menyelipkan namamu dalam do'a. aku selalu meminta.

kuharap kau tegar menghadapi semua ini. jangan jadikan maslah ini sebgai peruntuh semangat hidupmu. jangan kambing hitamkan cobaan sebagai jalan buntu untukmu, untuk kita juga.

aku selalu ada untuk kita. dalam hari apapun dan waktu kapanpun. aku tak pernah menghilang. aku disini sayang, aku masih disini.

Minggu, 17 November 2013

Memilih Kehidupan

Rasanya tak tahan juga berlarut menahan Keluh Kesah dan Kegalauan...
Kadang Dunia memang, tak mau Peduli dan Mengerti.
 Meski terasa gundah, namun kehidupan harus di jalani....
Terima kasih untuk semua kebersamaan selamanya,
banyak tawa dan canda yang telah terbagi bersama,


Bukankah  kita tak lebih hanya Musafir kecil,
berjalan keluar masuk dibelantara jiwa.
siapa saja bisa Tersesat dan berputar dalam Kesia-siaan
banyak papan nama nama, baik yang baru terpasang ataupun yang sudah lama.
Kadang salah pengertian,
komunikasi yang terhambat budaya, bahasa, pengetahuan dan sudut pandang, yang memicu amarah dan airmata
namun itulah adalah naik turun proses yang dijalani....

Mungkin saat ini kita akan berada di jalan yang berbeda,
namun kita berada dalam satu siklus kotak cita-cita dan impian,
yang akan membawa kita memantul dari satu sisi ke sisi yang lain,
mungkin waktu akan membawa kita dalam satu pantulan yang sama,
dan kita akan bersua lagi dalam di sudut ruang bersama....

Tak ada yang berubah sebenanya,
bedanya kini kita bisa Memilah.

Sampai bertemu lagi para pribadi tangguh tercinta, para sosok berdedikasi,
tetap semangat berkarya, maju terus membangun yang lebih baik lagi....
saya pasti merindukan tentang kita....

Sabtu, 28 Juli 2012

Puisi lain judul

Bukan,bukanlah aku yang hendak melupakanmu..
Bukan,bukan pula aku yang hendak menghapus kenangan itu..
Tanyakanlah pada hatimu..
Kenapa kamu tak mengingatku..???

Kamis, 23 Februari 2012

Puisi Saja

Senja belum temaram sudah...
Hampir senang masih susah...
Apa jua daya diri
Binasa tidak merdeka mati

Lembah hijau jadi abu
rumah sawah jadi batu
Tak ada lagi teriakan itu..
"ayah..pergi ke sekolah ya.."

Entahlah... entahlah...
Udah nasib jadi orang lemah
menuntut hak dibilang berontak
merampok hak dibilang teroris!

Pasrah lah... sudah lah...
Ampun Tuanku.....

Rabu, 22 Februari 2012

Pahlawan, Kepada siapa lagi kami mengadu?

PENGANTAR

Syair ini membahas tentang pahlawan di berbagai profesi,berbagai sudut pandang, dan berbagai sisi dari kepahlawanan itu sendiri. Bagi yang kurang berkenan saya mohon maaf!


Syair ditulis hamba yang fakir,
hasil renungan dalam berfikir,
dari sejarah yang telah diukir,
berhambur darah bertakir-takir.

Syair berkisah tentang pahlawan,
orang yang hebat juga melawan,
berjenis puan maupun tuan,
yang telah berpulang ke atas awan.

Pahlawan itu banyak jenisnya,
banyak pula bidang-bidangnya,
ada pula kepentingannya,
tergantung siapa menginginkannya.

I
Pahlawan perang tewas terbunuh,
gagah berani melawan musuh,
atau dibuang ketempat jauh,
atau dikurung penjara kukuh.

Namanya harum semerbak wangi,
ditulis orang disana-sini,
tuk nama jalan juga mumpuni,
didinding fotonya berwarna-warni.

Sibuklah anak hafal namanya,
demikian juga daerah asalnya,
siapa pula yang diperanginya,
serta ditulis keberaniannya.

II
Ada pula pahlawan kecil,
seperti guru daerah terpencil,
tinggal ditempat jauh terkucil,
ditambah pula gaji yang kecil.

Jasanya tidak terlihat mata,
tak banyak pula orang berkata,
tiada pula jadi berita,
sampai ia pun menutup mata.

Inilah jenis pahlawan guru,
patutu digugu patut ditiru,
dizaman lama atau baharu,
bila teringat bikin terharu.

III
Ada pula pahlawan tani,
ditengah sawah berhari-hari,
keringat mengalir berkati-kati,
untuk tanam dan pelihara padi.

Mereka pahlawan bagi keluarga,
rezeki yang halal selalu dijaga,
sehat dan lapang jiwa dan raga,
setiap saat hatinya lega.

Mereka tak perlu berpura-pura,
bersih dan baik membangun citra,
padahal bobroknya tiada terkira,
negeri diurus semakin parah.

IV
Dikenal pula pahlawan lingkungan,
berjuang atasi banyak kerusakan,
baik di laut atau daratan,
di tempat ramai atau di hutan.

Kerja mereka dapat cemooh,
bahkan dicerca tidak senonoh,
orangpun kadang menganggap bodoh,
dan enggan pula orang mencontoh.

Hutan yang gundul mereka hijaukan,
air yang keruh mereka jernihkan,
pantai yang tandus mereka hijaukan,
bukit yang longsor mereka baikkan.

V
Ada juga pahlawan cinta,
sudah terkenal dalam cerita,
siap selalu bila dipinta,
walaupun kadang membabi buta.

Pahlawan cinta banyak jenisnya,
ada yang tulus perbuatannya,
ada pula yang lihat upahnya,
dan ada pula yang banyak maunya.

Pahlawan cinta yang paling mulia,
menjaga kekasih dengan tulusnya,
tiada berfikir apa upahnya,
yang penting bahagia yang dicintainya.

VI
Jangan jadi pahlawan kesiangan,
datang terlambat setelah peperangan,
menepuk dada penentu kemenangan,
padahal yang dikejar cuma kesenangan.

Jenis yang ini sekarang banyak,
berteriak-teriak ditengah khalayak,
kerja siapapun tiada yang layak,
dirinya sendiri sempurna kayak.

Ketika sudah diberi jatah,
dari miskin jadi berharta,
dari lantang jadi kehilangan kata,
terhadap keboborokan matanya buta.

VII
Dikampung juga ada pahlawan,
disegani oleh kawan dan lawan,
dirindukan gadis cantik rupawan,
ingin diambil mantu oleh hartawan.

Pahlawan kampung jenisnya dua,
ada yang santun juga jumawa,
yang santun akan penuh wibawa,
yang jumawa disebut preman namanya.

Kalaulah preman jadi pahlawan,
setiap keributan ada di depan,
tak pernah mundur kalau tawuran
suaranya lantang dalam serangan.

VIII
Ada pula yang ngaku pahlawan,
membawa bukti dan bahan-bahan,
biar termasuk golongan veteran,
dapat pensiun cukup lumayan.

Pahlawan itu ada dihati,
yang paling tahu pasti Ilahi,
siapa yang memang pahlawan sejati,
dan siapa pula yang mensiasati.

Kalau pahlawan hanyalah pangkat,
tergantung pada siapa berhajat,
siapa yang kuasa bisa mengangkat,
siapa yang ingin dberi derajat.

IX
Berbeda dengan pahlawan agama,
diatas kuburnya tiada nama,
ribuan tahun harum kuburnya,
jasadnya tiada dimakan tanah.

Mereka disebut para mujahid,
tiada mengeluh luka dan sakit,
kelak ketika hari berbangkit,
dibarisan mereka hanya sedikit.

Mereka berjuang karena Allah,
korban harta dan keluarga rela,
ketika bangkit ditiup sangkakala,
mereka diganjar jannatul ma'wa.

X
Besok adalah hari pahlawan,
daku berseru padamu kawan,
apakah kita sudah tertawan,
indahnya dunia sangat menawan.

Perang terbesar didalam diri,
halal dan haram yang disadari,
peluang syaitan jangan diberi,
dengarkan malaikat kitapun mari.

Seharum apa jasa manusia,
disisi Allah balasan jasa,
apakah ia orang biasa,
atau dianggap orang berjasa.

XI
PENUTUP
Marilah kita tadahkan tangan,
doakan mereka di kedalaman,
kubur dan tanah menjadi taman,
supaya mereka dapat ampunan.

Yang baik mari diteladani,
yang buruk mari kita jauhi,
mari bersatu membangun negeri,
supaya kita kan disegani.

Terhadap mereka yang belum sadar,
kepada Allah kita bersandar,
Kembalikan mereka jalan yang benar,
hidup yang baru bagaikan fajar.

(saya bukan pahlawan)

nahh jam segitudeh